The believers are but brothers, so make settlement between your brothers. And fear Allah that you may receive mercy. QS. Al-Hujurat [49]: 10. Welcome to The World of Islamic Portal. Dr. D.S. Merchant. Once a great philosopher Aesop said “united we stand, divided we fall”. Website : http://www.universal-brotherhood.com/
Jumat, 28 Februari 2014
Kamis, 27 Februari 2014
Rabu, 26 Februari 2014
Senin, 24 Februari 2014
Jumat, 21 Februari 2014
Kamis, 20 Februari 2014
Rabu, 19 Februari 2014
Selasa, 18 Februari 2014
Rabu, 12 Februari 2014
=Islam, Rahmatan Lil ‘Alamin
http://muslim.or.id/al-quran/islam-rahmatan-lil-alamin.html
“Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia” (QS. Al Anbiya: 107)
“Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia” (QS. Al Anbiya: 107)
Penafsiran Para Ahli Tafsir
1. Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam Tafsir Ibnul Qayyim:
Pertama: Alam semesta secara umum mendapat manfaat dengan diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam.
Orang yang mengikuti beliau, dapat meraih kemuliaan di dunia dan akhirat sekaligus.
Kedua: Islam adalah rahmat bagi setiap manusia, namun orang yang beriman menerima rahmat ini dan mendapatkan manfaat di dunia dan di akhirat.
3. Muhammad bin Jarir Ath Thabari dalam Tafsir Ath Thabari:
riwayat dari Ibnu Abbas radhiallahu’anhu dalam menafsirkan ayat ini:
“Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, ditetapkan baginya rahmat di dunia dan akhirat. Namun siapa saja yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, bentuk rahmat bagi mereka adalah dengan tidak ditimpa musibah yang menimpa umat terdahulu, seperti mereka semua di tenggelamkan atau di terpa gelombang besar”
4. Muhammad bin Ahmad Al Qurthubi dalam Tafsir Al Qurthubi
“Said bin Jubair berkata: dari Ibnu Abbas, beliau berkata:
“Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam adalah rahmat bagi seluruh manusia. Bagi yang beriman dan membenarkan ajaran beliau, akan mendapat kebahagiaan. Bagi yang tidak beriman kepada beliau, diselamatkan dari bencana yang menimpa umat terdahulu berupa ditenggelamkan ke dalam bumi atau ditenggelamkan dengan air”
5. Ash Shabuni dalam Shafwatut Tafasir
“Sesungguhnya aku adalah rahmat yang dihadiahkan (oleh Allah)” (HR. Al Bukhari dalam Al ‘Ilal Al Kabir 369, Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman 2/596. Hadits ini di-shahih-kan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah, 490, juga dalam Shahih Al Jami’, 2345)
”Islam itu engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Allah, engkau mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan dan mengerjakan ibadah haji ke Baitullah jika engkau mampu melakukannya” (HR. Muslim no.8)
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran” (QS. Al ‘Ashr: 1 – 3)
“Jika engkau mengetahui adanya sebuah kesalahan (dalam agama) terjadi dimuka bumi, orang yang melihat langsung lalu mengingkarinya, ia sama seperti orang yang tidak melihat langsung (tidak dosa). Orang yang tidak melihat langsung namun ridha terhadap kesalahan tersebut, ia sama seperti orang yang melihat langsung (mendapat dosa)” (HR. Abu Daud no.4345, dihasankan Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Daud)
“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): ‘Sembahlah Allah saja, dan jauhilah Thaghut’ ” (QS. An Nahl: 36)
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun” (QS. Al Maidah: 72)
“Janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka” (QS. Ar Ruum: 31-32)
1. Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam Tafsir Ibnul Qayyim:
Pertama: Alam semesta secara umum mendapat manfaat dengan diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam.
Orang yang mengikuti beliau, dapat meraih kemuliaan di dunia dan akhirat sekaligus.
Kedua: Islam adalah rahmat bagi setiap manusia, namun orang yang beriman menerima rahmat ini dan mendapatkan manfaat di dunia dan di akhirat.
3. Muhammad bin Jarir Ath Thabari dalam Tafsir Ath Thabari:
riwayat dari Ibnu Abbas radhiallahu’anhu dalam menafsirkan ayat ini:
“Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, ditetapkan baginya rahmat di dunia dan akhirat. Namun siapa saja yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, bentuk rahmat bagi mereka adalah dengan tidak ditimpa musibah yang menimpa umat terdahulu, seperti mereka semua di tenggelamkan atau di terpa gelombang besar”
4. Muhammad bin Ahmad Al Qurthubi dalam Tafsir Al Qurthubi
“Said bin Jubair berkata: dari Ibnu Abbas, beliau berkata:
“Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam adalah rahmat bagi seluruh manusia. Bagi yang beriman dan membenarkan ajaran beliau, akan mendapat kebahagiaan. Bagi yang tidak beriman kepada beliau, diselamatkan dari bencana yang menimpa umat terdahulu berupa ditenggelamkan ke dalam bumi atau ditenggelamkan dengan air”
5. Ash Shabuni dalam Shafwatut Tafasir
“Sesungguhnya aku adalah rahmat yang dihadiahkan (oleh Allah)” (HR. Al Bukhari dalam Al ‘Ilal Al Kabir 369, Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman 2/596. Hadits ini di-shahih-kan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah, 490, juga dalam Shahih Al Jami’, 2345)
”Islam itu engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Allah, engkau mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan dan mengerjakan ibadah haji ke Baitullah jika engkau mampu melakukannya” (HR. Muslim no.8)
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran” (QS. Al ‘Ashr: 1 – 3)
“Jika engkau mengetahui adanya sebuah kesalahan (dalam agama) terjadi dimuka bumi, orang yang melihat langsung lalu mengingkarinya, ia sama seperti orang yang tidak melihat langsung (tidak dosa). Orang yang tidak melihat langsung namun ridha terhadap kesalahan tersebut, ia sama seperti orang yang melihat langsung (mendapat dosa)” (HR. Abu Daud no.4345, dihasankan Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Daud)
“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): ‘Sembahlah Allah saja, dan jauhilah Thaghut’ ” (QS. An Nahl: 36)
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun” (QS. Al Maidah: 72)
“Janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka” (QS. Ar Ruum: 31-32)
= melaksanakan ketertiban dunia
Kaitan Rahmatan lil 'alamin dengan kehidupan di Dunia yang dinamis..
Dalam Pembukaan UUD 1945 yang dimaksud ikut melaksanakan ketertiban dunia itu tentunya dilandasi prinsip - prinsip yang telah diakui secara Internasional dan Universal yaitu berdasarkan Kemerdekaan, Perdamaian abadi dan Keadilan sosial, artinya jika kita melihat suatu ketimpangan maka kita tidak hanya peduli dan mencari jalan keluar untuk ketimpangan yang terjadi di sekeliling kita, tetapi juga melihat dan peduli atas ketimpangan yang terjadi di Luar Negeri
Tentu saja sebisa mungkin kita akan berusaha keras memaafkan para pihak yang bersalah tetapi klarifikasi itu penting agar umat Islam dan Islam tidak dilabeli dengan label yang negatif
Misalnya kejadian tentang SENJATA PEMUSNAH MASAL DI IRAK. Ternyata CIA melaporkan bahwa tidak ditemukan senjata pemusnah masal di Irak, begitu juga WT* ternyata tidak dilakukan oleh umat Islam ,
http://www.nbcnews.com/id/7634313/ns/world_news-mideast_n_africa/t/cias-final-report-no-wmd-found-iraq/#.Uvu7tlPQucI
Dalam Pembukaan UUD 1945 yang dimaksud ikut melaksanakan ketertiban dunia itu tentunya dilandasi prinsip - prinsip yang telah diakui secara Internasional dan Universal yaitu berdasarkan Kemerdekaan, Perdamaian abadi dan Keadilan sosial, artinya jika kita melihat suatu ketimpangan maka kita tidak hanya peduli dan mencari jalan keluar untuk ketimpangan yang terjadi di sekeliling kita, tetapi juga melihat dan peduli atas ketimpangan yang terjadi di Luar Negeri
Tentu saja sebisa mungkin kita akan berusaha keras memaafkan para pihak yang bersalah tetapi klarifikasi itu penting agar umat Islam dan Islam tidak dilabeli dengan label yang negatif
Misalnya kejadian tentang SENJATA PEMUSNAH MASAL DI IRAK. Ternyata CIA melaporkan bahwa tidak ditemukan senjata pemusnah masal di Irak, begitu juga WT* ternyata tidak dilakukan oleh umat Islam ,
http://www.nbcnews.com/id/7634313/ns/world_news-mideast_n_africa/t/cias-final-report-no-wmd-found-iraq/#.Uvu7tlPQucI
= Tiga Amanat Umat Islam.
Berdasarkan amanat dari ketiga hal tersebut,
(01). Rahmatan lil 'alamin ( Amanat Islam )
(02). Hamemayu hayuning Bawana ( Mataram )
(03). Ikut Melaksanakan Ketertiban Dunia ( Pembukaan UUD 1945 )
Maka sudah sewajarnya dan sepantasnya umat Islam menjalankan ketiga amanat tersebut demi terciptanya perdamaian Dunia yang sebenar - benarnya..
(01). Rahmatan lil 'alamin ( Amanat Islam )
(02). Hamemayu hayuning Bawana ( Mataram )
(03). Ikut Melaksanakan Ketertiban Dunia ( Pembukaan UUD 1945 )
Maka sudah sewajarnya dan sepantasnya umat Islam menjalankan ketiga amanat tersebut demi terciptanya perdamaian Dunia yang sebenar - benarnya..
= Isi Pembukaan UUD 1945 Republik Indonesia
Isi Pembukaan UUD 1945
Republik Indonesia
Pembukaan UUD 1945
"Bahwa sesungguhnya
kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka
penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan."
"Dan perjuangan pergerakan
kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan
selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang
kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil
dan makmur."
"Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan
didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang
bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya."
"Kemudian
daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan
kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara
Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia
yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada :
Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,
serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia."
= Diskusi di Group Kotagede, Jogjakarta 13 Pebruari 2014
Diskusi di Group Kotagede, Jogjakarta
13 Pebruari 2014
Betul sekali kalau Islam itu rahmatan lil 'alamin atau untuk seluruh Alam Semesta, oleh karena itu monggo mampir di Website Portal Islam Dunia yang saya buat "UNIVERSAL BROTHERHOOD", bersama kita melihat kehidupan Umat Islam di Rusia, Amerika, Inggris, Australia, Canada. Bersyukur jumlah umat Islam sekarang kurang lebih 1,6 Milyar, semoga bisa memberikan masukan kepada Umat Manusia di seluruh Dunia. Amin. http://www.brotherhooduniversal.blogspot.com/
Sumbangsih Mataram untuk perdamaian di Yogyakarta, Indonesia dan Dunia, bisa dilihat melalui Blogspot http://www.brotherhooduniversal.blogspot.com/ dan Website http://www.universal-brotherhood.com/. Salam rahmatan lil 'alamin . Salam Merah Putih.
Mohon ijin share, Website dan Blogspot UNIVERSAL BROTHERHOOD yang berarti Persaudaraan Universal dipersembahkan oleh Wijanarko (masyarakat adat mataram ) sebagai kontribusi Mataram kepada Umat Islam di Yogyakarta, Indonesia dan Dunia agar tercipta persaudaraan, persatuan Universal yang abadi sebagaimana amanat dari Mataram yang berbunyi Hamemayu Hayuning Bawana dan untuk menjalankan amanat dari Pembukaan UUD 1945 yaitu turut serta ikut menjaga ketertiban Dunia.
Amin
13 Pebruari 2014
Betul sekali kalau Islam itu rahmatan lil 'alamin atau untuk seluruh Alam Semesta, oleh karena itu monggo mampir di Website Portal Islam Dunia yang saya buat "UNIVERSAL BROTHERHOOD", bersama kita melihat kehidupan Umat Islam di Rusia, Amerika, Inggris, Australia, Canada. Bersyukur jumlah umat Islam sekarang kurang lebih 1,6 Milyar, semoga bisa memberikan masukan kepada Umat Manusia di seluruh Dunia. Amin. http://www.brotherhooduniversal.blogspot.com/
Sumbangsih Mataram untuk perdamaian di Yogyakarta, Indonesia dan Dunia, bisa dilihat melalui Blogspot http://www.brotherhooduniversal.blogspot.com/ dan Website http://www.universal-brotherhood.com/. Salam rahmatan lil 'alamin . Salam Merah Putih.
Mohon ijin share, Website dan Blogspot UNIVERSAL BROTHERHOOD yang berarti Persaudaraan Universal dipersembahkan oleh Wijanarko (masyarakat adat mataram ) sebagai kontribusi Mataram kepada Umat Islam di Yogyakarta, Indonesia dan Dunia agar tercipta persaudaraan, persatuan Universal yang abadi sebagaimana amanat dari Mataram yang berbunyi Hamemayu Hayuning Bawana dan untuk menjalankan amanat dari Pembukaan UUD 1945 yaitu turut serta ikut menjaga ketertiban Dunia.
Amin
Selasa, 11 Februari 2014
= Pengumuman
Website
dan Blogspot UNIVERSAL BROTHERHOOD yang berarti Persaudaraan Universal
dipersembahkan oleh Wijanarko (masyarakat adat mataram ) sebagai
kontribusi Mataram kepada Umat Islam di Yogyakarta, Indonesia dan Dunia
agar tercipta persaudaraan, persatuan Universal yang abadi sebagaimana
amanat dari Mataram yang berbunyi Hamemayu Hayuning Bawana dan untuk
menjalankan amanat dari Pembukaan UUD 1945 yaitu turut serta ikut
menjaga ketertiban Dunia.
Amin
Amin
Senin, 10 Februari 2014
Minggu, 09 Februari 2014
Sabtu, 08 Februari 2014
Rabu, 05 Februari 2014
= asma ul husna, gracious
asma ul husna, gracious
http://www.delta-search.com/?mntrId=D41A0015830B13C0&babsrc=SP_ss_fv&tt=190313_wo2&affID=119825&q=asma%20ul%20husna%2C%20gracious
http://www.delta-search.com/?mntrId=D41A0015830B13C0&babsrc=SP_ss_fv&tt=190313_wo2&affID=119825&q=asma%20ul%20husna%2C%20gracious
= silsilah para nabi, adam
silsilah para nabi, adam
http://www.delta-search.com/?s=web&babsrc=SP_ss_fv&rlz=0&q=silsilah+para+nabi%2C+adam&start=10
http://www.delta-search.com/?s=web&babsrc=SP_ss_fv&rlz=0&q=silsilah+para+nabi%2C+adam&start=10
= Nabi Ibrahim adalah islam, al qur'an
Nabi Ibrahim adalah islam, al qur'an
http://www.delta-search.com/?q=Nabi+Ibrahim+adalah+islam%2C+al+qur%27an&s=web&as=0&rlz=0&babsrc=SP_ss_fv
http://www.delta-search.com/?q=Nabi+Ibrahim+adalah+islam%2C+al+qur%27an&s=web&as=0&rlz=0&babsrc=SP_ss_fv
= Posts tagged ‘Kisah 25 Nabi dan Rasul dalam Al Qur’an’
http://saripedia.wordpress.com/tag/kisah-25-nabi-dan-rasul-dalam-al-quran/
= Perjalanan Nabi Ibrahim a.s.
http://belajarterjemahalquran.blogspot.com/2010/01/kisah-dari-al-quran-nabi-ibrahim-as.html
Perjalanan Nabi Ibrahim a.s.
Nabi Ibrahim (a.s.) adalah merupakan pengikat tiga agama besar dunia iaitu Yahudi, Nasrani (Kristian) dan Islam. Agama Yahudi berasal daripada agama Tauhid ajaran Nabi Musa (a.s.) melalui Kitab Taurah manakala Kristian pula berasal daripada agama Tauhid ajaran Nabi Isa (a.s.) melalui Kitab Injil. Walaubagaimana pun, ajaran nabi-nabi Musa dan Isa tersebut telah diselewengkan oleh ketua-ketua agama mereka hingga terciptanya agama baru bernama Yahudi dan Kristian yang tidak berasaskan Tauhid (Tuhan yang satu).
Allah telah menyanggah tanggapan bahawa Nabi Ibrahim adalah seorang Yahudi atau Kristian didalam Al-Quran Surah 3 Ayat 67;
Dan dari Al-Quran Surah 2 Ayat 140;
Ahli-ahli sejarah sepakat menyatakan Nabi Ibrahim dilahirkan sekitar abad ke-20SM di bandar Ur, Babilonia yang terletak di selatan Iraq berhampiran sungai Eufrat. Nama kelahirannya ialah Abram anak Aazar. Bapanya adalah seorang pembuat patung-patung berhala. Abram membesar dalam keadaan jiwanya tertekan kerana tidak dapat menerima amalan penyembahan berhala yang diamalkan bapanya dan masyarakat sekelilingnya. Padahal, Abram pada masa itu belum lagi dilantik sebagai Nabi Allah.
Firman Allah SWT dalam Surah 6 Ayat (75-81);
Abram mengambil keputusan untuk berhijrah meninggalkan tempat lahirnya setelah gagal memujuk bapanya dan penyembah-penyembah berhala dibandar itu supaya meninggalkan amalan penyembahan berhala dan sebaliknya menyembah (berserah diri) hanya kepada Tuhan yang satu.
Dari Al-Quran Surah 19 Ayat 45-48;
Akhirnya, Abram (Nabi Ibrahim) bertikad untuk berhijrah setelah Allah menyelamatkanya dari api pembakaran yang dinyalakan oleh penduduk-penduduk untuk membakar Abram setelah dia mengakui telah memecahkan patung-patung berhala mereka.
Dari Al-Quran Surah 29 Ayat (24-26);
فَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِ إِلَّا أَن قَالُواْ اقْتُلُوهُ أَوْ حَرِّقُوهُ فَأَنجَاهُ اللهُ مِنَ النَّارِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
[29:24] Maka
tidak adalah jawapan oleh kaumnya (Ibrahim), selain mengatakan:
"Bunuhlah atau bakarlah dia"; lalu Allah menyelamatkannya dari api itu.
Sesungguhnya pada (peristiwa) yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang beriman.
Pada mulanya Abram dan isterinya Sarai (Sarah) dan anak saudaranya Lot (yang mohon untuk ikut serta) berhijrah ke bandar Haran diselatan Turki (perjalanan sejauh lebih 1000km). Selepas 14 tahun beliau mendapati situasi di Haran sama sahaja dengan Ur (penduduknya tidak menerima dakwah beliau) lalu dia mengambil keputusan untuk berhijrah pula ke Bethel (perjalanan sejauh lebih 620km) di wilayah Kana’an (Palestina). Ketika itu beliau berumur 75 tahun. Apabila Kana’an mengalami musim kemarau dan wabak kebuluran, Abram dan Sarah mengambil keputusan berhijrah ke Mesir (perjalanan sejauh lebih 450km) yang pada masa itu dibawah pemerintahan regim Fir’aun. Lot tidak ikut serta dalam perjalanan ini.
[Klik gambar untuk dibesarkan]
Kecantikan Sarah (walau pun sudah tua) telah menarik minat Fir’aun yang terus mempelawa beliau duduk bersamanya di istana. Selang beberapa waktu, Fir’aun telah menyerahkan semula Sarah kepada suaminya Abram (Nabi Ibrahim) setelah dia gagal menjadikan Sarah sebagai gundiknya. Selepas 5 tahun berada di Mesir, Abram dan Sarah telah dipaksa oleh Fir’aun untuk keluar meninggalkan Mesir dengan diberi pampasan dalam bentuk seorang hamba perempuan bernama Hajar.
Sekembalinya mereka berdua di Bethel, Allah telah mengesahkan status Abram sebagai Nabi dengan nama barunya Abraham (atau Ibrahim dalam bahasa Arab). Allah juga menjanjikan bumi Kana’an (Palestina) sebagai tempat tinggal yang tetap kepada Nabi Ibrahim dan semua keturunannya, dengan syarat mereka tetap beriman dan berserah diri kepada Allah yang satu, yakni tetap dalam keadaan Islam.
Allah telah mengurniakan pangkat Nabi kepada Nabi Ibrahim (a.s.) selepas tempoh percubaan. Al-Quran menyatakan hal ini dalam ayat Al-Quran (2:124):
وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا قَالَ وَمِن ذُرِّيَّتِي قَالَ لاَ يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ
[2:124] Dan
(ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat
(perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman:
"Sesungguhnya Aku akan menjadikan engkau Imam (pemimpin ikutan) bagi
seluruh manusia". Ibrahim bertanya: "Dan bagaimana dengan keturunanku?".
Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang zalim
(ingkar)”.
Sebagaimana dinyatakan dalam ayat ini, Nabi Ibrahim (a.s.) telah mematuhi Tuhannya selama tempoh ujian dan sempurna memenuhi semua perintah-Nya. Allah juga telah memberkati kenabiannya dengan menurunkan Kitab agama dan Hikmah kepadanya. Dari Al-Quran (4:54):
أَمْ يَحْسُدُونَ النَّاسَ عَلَى مَا ءَاتَاهُمُ اللهُ مِن فَضْلِهِ فَقَدْ ءَاتَيْنَآ ءَالَ إِبْرَاهِيمَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَءَاتَيْنَاهُم مُّلْكًا عَظِيمًا
[4:54] “atau
adakah mereka dengki kepada orang lain (Muhammad s.a.w.) lantaran
kurniaan yang Allah telah berikan kepadanya? Sesungguhnya Kami telah pun
memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah
memberikan kepadanya kerajaan yang besar.”
Dalam pada itu, Sarah sedar dia sudah berumur 80 tahun dan terlalu tua untuk memberikan anak (zuriat keturunan) kepada Nabi Ibrahim, lalu membenarkan Nabi Ibrahim berkahwin dengan Hajar iaitu hambanya yang berasal dari Mesir. Selepas Hajar melahirkan anak yang diberi nama Ismail, Allah telah menguji keimanan Nabi Ibrahim dengan memerintahkan beliau untuk membawa Hajar dan Ismail ke lembah Bakkah diwilayah Arabia, dan meninggalkan mereka disana. Jarak antara Bethel dan lembah Bakkah (Makkah) adalah kira-kira 1200km. Pada masa itu Nabi Ibrahim berumur 86 tahun.
Di Makkah, Hajar dan anaknya Ismail telah menemui telaga air Zam-Zam (dengan izin Allah) dan seterusnya mendapat bekalan makanan daripada kafilah-kafilah pedagang dan musafir yang singgah mengambil air, sementara sebahagian daripada mereka mengambil keputusan terus menetap dengan keluarga mereka disitu. Lama kelamaan lembah Bakkah itu terus membangun hingga menjadi sebuah bandar yang dinamakan Makkah.
Semasa Ismail mencapai umur remaja, Nabi Ibrahim (dan Hajar) sekali lagi diuji keimanan mereka apabila Allah memerintahkan Nabi Ibrahim menyembelih anak mereka. Kesediaannya (dengan persetujuan anaknya) untuk melaksanakan perintah Allah itu akhirnya ditebus ganti oleh Allah dengan penyembelihan seekor kambing jantan. Inilah permulaan ibadat korban bagi umat Islam semasa musim Haji.
Seterusnya Nabi Ibrahim, dengan bantuan Nabi Ismail, telah diperintahkan untuk membina semula Kaabah (Baitullah atau Rumah Allah) yang asasnya telah dibina oleh Nabi Adam. Sebaik selesai pembinaan semula Kaabah, Nabi Ibrahim pun berdoa kepada Allah SWT:
Dari Al-Quran, Surah 14 Ayat 37;
رَّبَّنَا إِنِّي أَسْكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِندَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُواْ الصَّلاَةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُم مِّنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ
[14:37] “Ya
Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian zuriat
keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman, disisi
(berhampiran) rumahMu (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami, semoga
mereka mendirikan solat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung
(gemar) kepada mereka dan berilah rezki kepada mereka dari buah-buahan,
mudah-mudahan mereka bersyukur.”
Peristiwa ini berlaku sekitar 1800SM. Selepas itu Nabi Ismail dilantik sebagai Nabi dan Rasul Allah dan beliau terus menetap diMakkah sebagai Penjaga Baitullah. Dari zuriat keturunan Nabi Ismail inilah asalnya rumpun bangsa Arab iaitu bermula dengan 12 suku kaum yang masing-masing diketuai oleh anak-anak Nabi Ismail.
Selanjutnya, Nabi Ibrahim telah kembali semula ke Bethel kemudian berpindah dan menetap di Hebron bersama Sarah sementara Lot berpindah ke wilayah Sodom dekat Laut Mati (yang tidak wujud pada masa itu). Semasa dalam satu perjalanan untuk menziarahi Nabi Lot, Nabi Ibrahim dan Sarah telah didatangi oleh beberapa Malaikat yang singgah diperkhemahan mereka untuk memaklumkan beberapa perkara, iaitu:
i) bahawa mereka adalah dalam perjalanan untuk membinasakan Sodom dan Gomorrah, iaitu tempat tinggal kaum Nabi Lot,
ii) bahawa Nabi Lot dan keluarganya dan mereka yang beriman bersamanya akan diselamatkan daripada malapetaka itu, dan
iii) bahawa isterinya Sarah akan mengandung dan melahirkan anak.
Dari Al-Quran Surah 11 ayat 81-83;
قَالُواْ يَا لُوطُ إِنَّا رُسُلُ رَبِّكَ لَن يَصِلُواْ إِلَيْكَ فَأَسْرِ بِأَهْلِكَ بِقِطْعٍ مِّنَ اللَّيْلِ وَلاَ يَلْتَفِتْ مِنكُمْ أَحَدٌ إِلاَّ امْرَأَتَكَ إِنَّهُ مُصِيبُهَا مَا أَصَابَهُمْ إِنَّ مَوْعِدَهُمُ الصُّبْحُ أَلَيْسَ الصُّبْحُ بِقَرِيبٍ
[11:81] Para
utusan (malaikat) berkata: "Hai Lut, sesungguhnya kami adalah
utusan-utusan Tuhanmu; sekali-kali mereka (kaummu yang jahat itu) tidak
akan dapat mengganggu kamu. Oleh itu pergilah dengan membawa keluarga
dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorang di
antara kamu yang tertinggal, kecuali isterimu. Sesungguhnya dia akan
ditimpa azab yang menimpa mereka (kerana memihak kepada mereka).
Sesungguhnya saat yang dijanjikan azab kepada mereka ialah di waktu
subuh; bukankah subuh itu sudah dekat?”
فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِّن سِجِّيلٍ مَّنضُودٍ
[11:82] Maka
apabila datang perintah Kami, Kami jadikan bumi tempat tinggal kaum Lut
itu yang di atas ke bawah (Kami terbalikkan), dan Kami hujani mereka
dengan batu-batu dari tanah yang terbakar, menimpanya lapisan demi
lapisan (bertubi-tubi).
Nota: Laut Mati yang ada sekarang terletak diwilayah dimana Nabi Lot dan kaumnya telah menetap (bermastautin) yang kemudian telah dibinasakan (diterbalikkan) oleh Allah. Beberapa bandar purba yang terletak diwilayah itu termasuk Sodom, Gomorrah, Zoar, Admah dan Zeboim. Wilayah itu kini merupakan kawasan yang paling rendah didunia iaitu terletak (-)423 meter dibawah paras air laut.
[Klik gambar untuk dibesarkan]
[Klik gambar untuk dibesarkan]
Dari Al-Quran Surah 29 Ayat 35;
وَلَقَد تَّرَكْنَا مِنْهَا آيَةً بَيِّنَةً لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
[29:35] "dan
Demi sesungguhnya, Kami telah (binasakan bandar itu dan telah)
tinggalkan bekas-bekasnya sebagai satu tanda (yang mendatangkan iktibar)
bagi orang-orang yang mahu memahaminya."
[Klik gambar untuk dibesarkan]
Meneruskan kisah Nabi Ibrahim; dari Al-Quran Surah 11, Ayat 71;
وَامْرَأَتُهُ قَآئِمَةٌ فَضَحِكَتْ فَبَشَّرْنَاهَا بِإِسْحَقَ وَمِن وَرَآءِ إِسْحَقَ يَعْقُوبَ
[11:71] “dan
isterinya (Sarah) pun berdiri, lalu (setelah hilang ketakutan diatas
kunjungan Malaikat-malaikat itu) ia ketawa. Maka Kami (Allah) pun
memberikan berita yang mengembirakan kepadanya (melalui malaikat itu),
bahawa ia akan mendapat seorang anak bernama Ishak, dan sesudah Ishak,
(seorang cucu bernama) Yaakub.”
Akhirnya Sarah telah mendapat seorang anak lelaki yang diberikan nama Ishak iaitu 13 tahun selepas kelahiran Nabi Ismail, anak sulung Nabi Ibrahim bersama isteri keduanya, Hajar. Pada masa itu Nabi Ibrahim berumur 100 tahun. Nabi Ibrahim meninggal dunia ketika berumur 137 tahun.
Seperti yang dijanjikan oleh Allah, Nabi Ishak kemudian telah dikurniakan seorang putra bernama Yaakub yang mempunyai nama julukan Israel.
Al-Qur’an hanya menyebutkan sekali saja gelaran Israel untuk merujuk kepada Nabi Yaakub, iaitu di Surah Ali ‘Imran Ayat 93:
كُلُّ الطَّعَامِ كَانَ حِـلاًّ لِّبَنِي إِسْرَائِيلَ إِلاَّ مَا حَرَّمَ إِسْرَائِيلُ عَلَى نَفْسِهِ مِن قَبْلِ أَن تُنَزَّلَ التَّوْرَاةُ
[3:93] “Segala
jenis makanan dahulu adalah halal bagi Bani Israil, kecuali makanan
yang diharamkan oleh Israil (Nabi Yaakub) kepada dirinya sendiri sebelum
diturunkan Kitab Taurat ...”
Nabi Yaakub dilahirkan di Palestina pada abad ke-18SM. Menurut riwayat, beliau berhijrah ke tanah Haran (ke utara Kana’an) dimana beliau telah berkahwin dengan empat isterinya dan dikurniakan dua belas putra iaitu: Reuben, Simeon (Samson), Levi, Judah (Yehuda), Dan, Napthali, Gad, Asher, Issachar, Zebulun dan Joseph (Yusuf), manakala putra terakhir beliau Benjamin, dilahirkan di tanah Kana’an (Palestina), iaitu setelah Nabi Yaakub kembali bersama keluarganya untuk menetap di Sa’ir, dekat el Khalil (Hebron). Dari keturunan Nabi Yaakub inilah asalnya rumpun bangsa yang dikenali sebagai Bani Israil iaitu bermula dengan 12 suku kaum yang masing-masing diketuai oleh anak-anak Nabi Yaakub.
Nota: Rumpun bangsa Bani Israil itu hanya kekal dikenali dengan nama itu sehingga Nabi terakhir dari kalangan mereka iaitu Nabi Sulaiman (a.s.). Selepas Nabi Sulaiman meninggal dunia, tanah Palestina telah berpecah dua, masing-masing dipimpin oleh dua orang putranya yang tidak berusaha mengekalkan agama Tauhid yang diajarkan oleh Nabi Musa (a.s.) melalui Kitab Taurah yang telah diturunkan Allah kepadanya. Bahkan mereka bertanggungjawab diatas kehancuran (kekalahan) wilayah-wilayah pimpinan mereka oleh musuh-musuh mereka dan akibat juga perbalahan sesama sendiri. Pemimpin-pemimpin agama mereka (rabi-rabi), diantaranya Ezra dan Nehemiah telah berusaha mengolah semula dan menyunting kandungan Kitab Taurah ajaran Nabi Musa. Tujuan mereka berbuat demikian adalah untuk menjadikan diri mereka bertaraf Raja (selepas terhapusnya Raja-Raja yang ada dikalangan mereka sebelum itu) disamping bertujuan untuk mengembalikan semangat baru kebangkitan Bani Israel selepas mereka dilepaskan daripada tahanan dalam buangan selama 70 tahun di Babilonia dan dibenarkan kembali semula ke bumi Kana’an (Palestina). Agama baru yang terpesong itu kemudian dinamakan Agama Yahudi disekitar 530SM dan keturunan Bani Israil itu sendiri turut berubah menjadi bangsa Yahudi, nama yang diambil daripada Yehuda (Judah) iaitu salah satu diantara 12 kaum Bani Israil itu.
Pada tahun 1546SM, Nabi Yaakub dan keluarganya (semuanya 70 orang) terpaksa berhijrah ke Mesir sepertimana kejadian yang dialami oleh Nabi Ibrahim, iaitu setelah mengalami kepayahan hidup dibumi Kana’an disebabkan kemarau dan wabak kebuluran. Pada masa itu, Yusuf, putera ke-11 kepada Nabi Yaakub, telah pun berada diMesir selama 22 tahun, iaitu setelah dianiaya oleh abang-abangnya hingga dia terjual sebagai hamba di Mesir. Walaubagaimana pun, Yusuf telah berjaya dalam kehidupannya di Mesir hingga menjadi pegawai kedua tertinggi dalam kerajaan Raja Hyksos (Dinasti ke-15) yang berkuasa diwilayah muara Sungai Nil pada masa itu. Diatas kebaikan Nabi Yusuf inilah anak-anak Nabi Yaakub dan semua keturunannya (Bani Israil) telah hidup dalam keadaan senang dan aman sentosa. Nabi Yaakub meninggal dunia selepas berada diMesir selama 17 tahun, iaitu ketika berumur 147 tahun. Jenazah Nabi Yaakub telah dibawa ke Hebron, Palestina untuk dikebumikan ditempat perkebumian keluarga Nabi Ibrahim.
Dan inilah babak awal sejarah Bani Israel yang berlanjutan di Mesir sehingga 400 tahun.
Perjalanan Nabi Ibrahim a.s.
Perjalanan Nabi Ibrahim a.s.
Nabi Ibrahim (a.s.) adalah merupakan pengikat tiga agama besar dunia iaitu Yahudi, Nasrani (Kristian) dan Islam. Agama Yahudi berasal daripada agama Tauhid ajaran Nabi Musa (a.s.) melalui Kitab Taurah manakala Kristian pula berasal daripada agama Tauhid ajaran Nabi Isa (a.s.) melalui Kitab Injil. Walaubagaimana pun, ajaran nabi-nabi Musa dan Isa tersebut telah diselewengkan oleh ketua-ketua agama mereka hingga terciptanya agama baru bernama Yahudi dan Kristian yang tidak berasaskan Tauhid (Tuhan yang satu).
Allah telah menyanggah tanggapan bahawa Nabi Ibrahim adalah seorang Yahudi atau Kristian didalam Al-Quran Surah 3 Ayat 67;
مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا وَلاَ نَصْرَانِيًّا وَلَكِن كَانَ حَنِيفًا مُّسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
[3:67] Ibrahim
bukanlah seorang Yahudi, dan bukan (pula) dia seorang Nasrani, tetapi
dia seorang yang yang lurus dan seorang Muslim (berserah diri kepada
Allah), dan sekali-kali bukanlah dia termasuk dari golongan orang-orang
musyrik. Dan dari Al-Quran Surah 2 Ayat 140;
أَمْ
تَقُولُونَ إِنَّ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَـقَ وَيَعْقُوبَ
وَاْلأسْبَاطَ كَانُواْ هُودًا أَوْ نَصَارَى قُلْ أَأَنتُمْ أَعْلَمُ أَمِ
اللهُ وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّن كَتَمَ شَهَادَةً عِندَهُ مِنَ اللهِ وَمَا
اللهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
[2:140] Atau
patutkah kamu mengatakan bahawa Ibrahim, dan Ismail, dan Ishak, dan
Yaakub dan keturunannya, adalah beragama Yahudi atau Nasrani?
Katakanlah: "Adakah kamu yang lebih mengetahui atau Allah? dan siapakah
yang lebih zalim daripada orang yang menyembunyikan kesaksian (bukti)
yang telah diberikan Allah kepadanya?" dan Allah tidak sekali-kali lalai
dari apa yang kamu kerjakan. Ahli-ahli sejarah sepakat menyatakan Nabi Ibrahim dilahirkan sekitar abad ke-20SM di bandar Ur, Babilonia yang terletak di selatan Iraq berhampiran sungai Eufrat. Nama kelahirannya ialah Abram anak Aazar. Bapanya adalah seorang pembuat patung-patung berhala. Abram membesar dalam keadaan jiwanya tertekan kerana tidak dapat menerima amalan penyembahan berhala yang diamalkan bapanya dan masyarakat sekelilingnya. Padahal, Abram pada masa itu belum lagi dilantik sebagai Nabi Allah.
Firman Allah SWT dalam Surah 6 Ayat (75-81);
وَكَذَلِكَ نُرِي إِبْرَاهِيمَ مَلَكُوتَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَلِيَكُونَ مِنَ الْمُوقِنِينَ
[6:75] Dan
demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami
yang terdapat) di langit dan bumi, dan (Kami memperlihatkannya) supaya
dia termasuk orang-orang yang yakin (sepenuhnya).
فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ اللَّيْلُ رَءَا كَوْكَبًا قَالَ هَـذَا رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لاَ أُحِبُّ اْلآفِلِينَ
[6:76] Maka
ketika malam telah menjadi gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia
berkata: "Inikah Tuhanku?" Kemudian apabila bintang itu terbenam
(menghilang), dia berkata: "Aku tidak suka kepada yang terbenam hilang".
فَلَمَّا
رَءَاالْقَمَرَ بَازِغًا قَالَ هَـذَا رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَئِن
لَّمْ يَهْدِنِي رَبِّي لَأَكُونَنَّ مِنَ الْقَوْمِ الضَّالِّينَ
[6:77] Maka
apabila dia melihat bulan terbit, dia berkata: "Inikah Tuhanku?".
Kemudian setelah bulan itu terbenam, dia berkata: "Demi sesungguhnya
jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk
orang-orang yang sesat”.
فَلَمَّا
رَءَاالشَّمْسَ بَازِغَةً قَالَ هَـذَا رَبِّي هَـذَآ أَكْبَرُ فَلَمَّا
أَفَلَتْ قَالَ يَا قَوْمِ إِنِّي بَرِيءٌ مِّمَّا تُشْرِكُونَ
[6:78] Kemudian
apabila dia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inikah Tuhanku? yang
ini lebih besar". Maka apabila matahari itu terbenam, dia berkata: "Hai
kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu
persekutukan."
إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَاْ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
[6:79] Sesungguhnya
aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi,
sedang aku tetap cenderung kepada agama yang lurus (benar), dan aku
bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.
وَحَآجَّهُ
قَوْمُهُ قَالَ أَتُحَاجُّونِّي فِي اللهِ وَقَدْ هَدَانِ وَلاَ أَخَافُ
مَا تُشْرِكُونَ بِهِ إِلاَّ أَن يَشَاء رَبِّي شَيْئًا وَسِعَ رَبِّي
كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا أَفَلاَ تَتَذَكَّرُونَ
[6:80] Dan
dia dibantah oleh kaumnya. Dia pun berkata: "Apakah kamu hendak
membantahku tentang Allah, padahal sesungguhnya Dia telah memberi
petunjuk kepadaku?. Dan aku tidak takut kepada (sebarang bahaya)
sembahan-sembahan yang kamu persekutukan Allah dengannya, kecuali di
kala Tuhanku menghendaki sesuatu (dari bahaya) itu. Dan pengetahuan
Tuhanku meliputi segala sesuatu. Maka apakah kamu tidak dapat mengambil
peringatan (pelajaran) daripadanya?"
وَكَيْفَ
أَخَافُ مَا أَشْرَكْتُمْ وَلاَ تَخَافُونَ أَنَّكُمْ أَشْرَكْتُم
بِاللّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَانًا فَأَيُّ
الْفَرِيقَيْنِ أَحَقُّ بِاْلأَمْنِ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
[6:81] Dan
bagaimana aku hendak takut kepada apa (sembahan-sembahan yang tidak
dapat mendatangkan bahaya) yang kamu persekutukan (dengan Allah),
padahal kamu tidak takut bahawa kamu telah mempersekutukan Allah
dengannya, yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan (kuasa)
kepadamu (untuk mempersekutukan-Nya). Maka yang manakah di antara dua
golongan itu yang lebih patut (berhak) mendapat keamanan (dari bahaya),
jika betul kamu mengetahui?” Abram mengambil keputusan untuk berhijrah meninggalkan tempat lahirnya setelah gagal memujuk bapanya dan penyembah-penyembah berhala dibandar itu supaya meninggalkan amalan penyembahan berhala dan sebaliknya menyembah (berserah diri) hanya kepada Tuhan yang satu.
Dari Al-Quran Surah 19 Ayat 45-48;
يَا أَبَتِ إِنِّي أَخَافُ أَن يَمَسَّكَ عَذَابٌ مِّنَ الرَّحْمَن فَتَكُونَ لِلشَّيْطَانِ وَلِيًّا
[19:45] "Wahai
bapaku, sesungguhnya aku bimbang bahawa kamu akan ditimpa azab dari
Tuhan Yang Maha Pemurah (disebabkan kamu menyembah yang lainnya), maka
akan jadilah kamu kawan bagi setan".
قَالَ أَرَاغِبٌ أَنتَ عَنْ آلِهَتِي يَا إِبْراهِيمُ لَئِن لَّمْ تَنتَهِ لَأَرْجُمَنَّكَ وَاهْجُرْنِي مَلِيًّا
[19:46] Berkata
bapanya: "Adakah patut kamu bencikan tuhan-tuhanku, hai Ibrahim? Demi
sesungguhnya, jika kamu tidak berhenti, maka niscaya kamu akan ku rejam,
dan (lebih baik engkau) tinggalkanlah aku buat waktu yang lama".
قَالَ سَلَامٌ عَلَيْكَ سَأَسْتَغْفِرُ لَكَ رَبِّي إِنَّهُ كَانَ بِي حَفِيًّا
[19:47] Ibrahim
berkata (kepada ayahnya): "Salam sejahtera keatasmu, ayahku;
Sesungguhnya aku akan memohon kepada Tuhanku keampunan atas dosamu;
Sesungguhnya Tuhanku sangat baik kepadaku".
وَأَعْتَزِلُكُمْ وَمَا تَدْعُونَ مِن دُونِ اللَّهِ وَأَدْعُو رَبِّي عَسَى أَلَّا أَكُونَ بِدُعَاء رَبِّي شَقِيًّا
[19:48] "Dan
aku akan menjauhkan diri meninggalkan kamu dan dari apa yang kamu seru
selain Allah; dan aku akan berdoa (beribadat) kepada Tuhanku.
Mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku". Akhirnya, Abram (Nabi Ibrahim) bertikad untuk berhijrah setelah Allah menyelamatkanya dari api pembakaran yang dinyalakan oleh penduduk-penduduk untuk membakar Abram setelah dia mengakui telah memecahkan patung-patung berhala mereka.
Dari Al-Quran Surah 29 Ayat (24-26);
فَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِ إِلَّا أَن قَالُواْ اقْتُلُوهُ أَوْ حَرِّقُوهُ فَأَنجَاهُ اللهُ مِنَ النَّارِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
وَقَالَ
إِنَّمَا اتَّخَذْتُم مِّن دُونِ اللَّهِ أَوْثَانًا مَّوَدَّةَ
بَيْنِكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ثُمَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُ
بَعْضُكُم بِبَعْضٍ وَيَلْعَنُ بَعْضُكُم بَعْضًا وَمَأْوَاكُمُ النَّارُ
وَمَا لَكُم مِّن نَّاصِرِينَ
[29:25] Dan
berkata Ibrahim: "Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah selain
Allah itu hanyalah untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara
kamu dalam kehidupan dunia ini; kemudian pada hari Kiamat kelak
sebahagian kamu membantah sebahagian (yang lain) dan sebahagian kamu
mela'nati sebahagian (yang lain); dan tempat kembalimu ialah neraka, dan
tidak ada bagimu sesiapa pun yang akan memberi pertolongan.”
فَئَامَنَ لَهُ لُوطٌ وَقَالَ إِنِّي مُهَاجِرٌ إِلَى رَبِّي إِنَّهُ هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
[29:26] Maka
Lot pun membenarkannya. Dan berkatalah Ibrahim: “Sesungguhnya aku akan
berpindah (berhijrah) kepada Tuhanku; sesungguhnya Dialah yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana." Pada mulanya Abram dan isterinya Sarai (Sarah) dan anak saudaranya Lot (yang mohon untuk ikut serta) berhijrah ke bandar Haran diselatan Turki (perjalanan sejauh lebih 1000km). Selepas 14 tahun beliau mendapati situasi di Haran sama sahaja dengan Ur (penduduknya tidak menerima dakwah beliau) lalu dia mengambil keputusan untuk berhijrah pula ke Bethel (perjalanan sejauh lebih 620km) di wilayah Kana’an (Palestina). Ketika itu beliau berumur 75 tahun. Apabila Kana’an mengalami musim kemarau dan wabak kebuluran, Abram dan Sarah mengambil keputusan berhijrah ke Mesir (perjalanan sejauh lebih 450km) yang pada masa itu dibawah pemerintahan regim Fir’aun. Lot tidak ikut serta dalam perjalanan ini.
[Klik gambar untuk dibesarkan]
Kecantikan Sarah (walau pun sudah tua) telah menarik minat Fir’aun yang terus mempelawa beliau duduk bersamanya di istana. Selang beberapa waktu, Fir’aun telah menyerahkan semula Sarah kepada suaminya Abram (Nabi Ibrahim) setelah dia gagal menjadikan Sarah sebagai gundiknya. Selepas 5 tahun berada di Mesir, Abram dan Sarah telah dipaksa oleh Fir’aun untuk keluar meninggalkan Mesir dengan diberi pampasan dalam bentuk seorang hamba perempuan bernama Hajar.
Sekembalinya mereka berdua di Bethel, Allah telah mengesahkan status Abram sebagai Nabi dengan nama barunya Abraham (atau Ibrahim dalam bahasa Arab). Allah juga menjanjikan bumi Kana’an (Palestina) sebagai tempat tinggal yang tetap kepada Nabi Ibrahim dan semua keturunannya, dengan syarat mereka tetap beriman dan berserah diri kepada Allah yang satu, yakni tetap dalam keadaan Islam.
Allah telah mengurniakan pangkat Nabi kepada Nabi Ibrahim (a.s.) selepas tempoh percubaan. Al-Quran menyatakan hal ini dalam ayat Al-Quran (2:124):
وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا قَالَ وَمِن ذُرِّيَّتِي قَالَ لاَ يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ
Sebagaimana dinyatakan dalam ayat ini, Nabi Ibrahim (a.s.) telah mematuhi Tuhannya selama tempoh ujian dan sempurna memenuhi semua perintah-Nya. Allah juga telah memberkati kenabiannya dengan menurunkan Kitab agama dan Hikmah kepadanya. Dari Al-Quran (4:54):
أَمْ يَحْسُدُونَ النَّاسَ عَلَى مَا ءَاتَاهُمُ اللهُ مِن فَضْلِهِ فَقَدْ ءَاتَيْنَآ ءَالَ إِبْرَاهِيمَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَءَاتَيْنَاهُم مُّلْكًا عَظِيمًا
Dalam pada itu, Sarah sedar dia sudah berumur 80 tahun dan terlalu tua untuk memberikan anak (zuriat keturunan) kepada Nabi Ibrahim, lalu membenarkan Nabi Ibrahim berkahwin dengan Hajar iaitu hambanya yang berasal dari Mesir. Selepas Hajar melahirkan anak yang diberi nama Ismail, Allah telah menguji keimanan Nabi Ibrahim dengan memerintahkan beliau untuk membawa Hajar dan Ismail ke lembah Bakkah diwilayah Arabia, dan meninggalkan mereka disana. Jarak antara Bethel dan lembah Bakkah (Makkah) adalah kira-kira 1200km. Pada masa itu Nabi Ibrahim berumur 86 tahun.
Di Makkah, Hajar dan anaknya Ismail telah menemui telaga air Zam-Zam (dengan izin Allah) dan seterusnya mendapat bekalan makanan daripada kafilah-kafilah pedagang dan musafir yang singgah mengambil air, sementara sebahagian daripada mereka mengambil keputusan terus menetap dengan keluarga mereka disitu. Lama kelamaan lembah Bakkah itu terus membangun hingga menjadi sebuah bandar yang dinamakan Makkah.
Semasa Ismail mencapai umur remaja, Nabi Ibrahim (dan Hajar) sekali lagi diuji keimanan mereka apabila Allah memerintahkan Nabi Ibrahim menyembelih anak mereka. Kesediaannya (dengan persetujuan anaknya) untuk melaksanakan perintah Allah itu akhirnya ditebus ganti oleh Allah dengan penyembelihan seekor kambing jantan. Inilah permulaan ibadat korban bagi umat Islam semasa musim Haji.
Seterusnya Nabi Ibrahim, dengan bantuan Nabi Ismail, telah diperintahkan untuk membina semula Kaabah (Baitullah atau Rumah Allah) yang asasnya telah dibina oleh Nabi Adam. Sebaik selesai pembinaan semula Kaabah, Nabi Ibrahim pun berdoa kepada Allah SWT:
Dari Al-Quran, Surah 14 Ayat 37;
رَّبَّنَا إِنِّي أَسْكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِندَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُواْ الصَّلاَةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُم مِّنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ
Peristiwa ini berlaku sekitar 1800SM. Selepas itu Nabi Ismail dilantik sebagai Nabi dan Rasul Allah dan beliau terus menetap diMakkah sebagai Penjaga Baitullah. Dari zuriat keturunan Nabi Ismail inilah asalnya rumpun bangsa Arab iaitu bermula dengan 12 suku kaum yang masing-masing diketuai oleh anak-anak Nabi Ismail.
Selanjutnya, Nabi Ibrahim telah kembali semula ke Bethel kemudian berpindah dan menetap di Hebron bersama Sarah sementara Lot berpindah ke wilayah Sodom dekat Laut Mati (yang tidak wujud pada masa itu). Semasa dalam satu perjalanan untuk menziarahi Nabi Lot, Nabi Ibrahim dan Sarah telah didatangi oleh beberapa Malaikat yang singgah diperkhemahan mereka untuk memaklumkan beberapa perkara, iaitu:
i) bahawa mereka adalah dalam perjalanan untuk membinasakan Sodom dan Gomorrah, iaitu tempat tinggal kaum Nabi Lot,
ii) bahawa Nabi Lot dan keluarganya dan mereka yang beriman bersamanya akan diselamatkan daripada malapetaka itu, dan
iii) bahawa isterinya Sarah akan mengandung dan melahirkan anak.
Dari Al-Quran Surah 11 ayat 81-83;
قَالُواْ يَا لُوطُ إِنَّا رُسُلُ رَبِّكَ لَن يَصِلُواْ إِلَيْكَ فَأَسْرِ بِأَهْلِكَ بِقِطْعٍ مِّنَ اللَّيْلِ وَلاَ يَلْتَفِتْ مِنكُمْ أَحَدٌ إِلاَّ امْرَأَتَكَ إِنَّهُ مُصِيبُهَا مَا أَصَابَهُمْ إِنَّ مَوْعِدَهُمُ الصُّبْحُ أَلَيْسَ الصُّبْحُ بِقَرِيبٍ
فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِّن سِجِّيلٍ مَّنضُودٍ
Nota: Laut Mati yang ada sekarang terletak diwilayah dimana Nabi Lot dan kaumnya telah menetap (bermastautin) yang kemudian telah dibinasakan (diterbalikkan) oleh Allah. Beberapa bandar purba yang terletak diwilayah itu termasuk Sodom, Gomorrah, Zoar, Admah dan Zeboim. Wilayah itu kini merupakan kawasan yang paling rendah didunia iaitu terletak (-)423 meter dibawah paras air laut.
[Klik gambar untuk dibesarkan]
[Klik gambar untuk dibesarkan]
Dari Al-Quran Surah 29 Ayat 35;
وَلَقَد تَّرَكْنَا مِنْهَا آيَةً بَيِّنَةً لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
[Klik gambar untuk dibesarkan]
Meneruskan kisah Nabi Ibrahim; dari Al-Quran Surah 11, Ayat 71;
وَامْرَأَتُهُ قَآئِمَةٌ فَضَحِكَتْ فَبَشَّرْنَاهَا بِإِسْحَقَ وَمِن وَرَآءِ إِسْحَقَ يَعْقُوبَ
Akhirnya Sarah telah mendapat seorang anak lelaki yang diberikan nama Ishak iaitu 13 tahun selepas kelahiran Nabi Ismail, anak sulung Nabi Ibrahim bersama isteri keduanya, Hajar. Pada masa itu Nabi Ibrahim berumur 100 tahun. Nabi Ibrahim meninggal dunia ketika berumur 137 tahun.
Seperti yang dijanjikan oleh Allah, Nabi Ishak kemudian telah dikurniakan seorang putra bernama Yaakub yang mempunyai nama julukan Israel.
Al-Qur’an hanya menyebutkan sekali saja gelaran Israel untuk merujuk kepada Nabi Yaakub, iaitu di Surah Ali ‘Imran Ayat 93:
كُلُّ الطَّعَامِ كَانَ حِـلاًّ لِّبَنِي إِسْرَائِيلَ إِلاَّ مَا حَرَّمَ إِسْرَائِيلُ عَلَى نَفْسِهِ مِن قَبْلِ أَن تُنَزَّلَ التَّوْرَاةُ
Nabi Yaakub dilahirkan di Palestina pada abad ke-18SM. Menurut riwayat, beliau berhijrah ke tanah Haran (ke utara Kana’an) dimana beliau telah berkahwin dengan empat isterinya dan dikurniakan dua belas putra iaitu: Reuben, Simeon (Samson), Levi, Judah (Yehuda), Dan, Napthali, Gad, Asher, Issachar, Zebulun dan Joseph (Yusuf), manakala putra terakhir beliau Benjamin, dilahirkan di tanah Kana’an (Palestina), iaitu setelah Nabi Yaakub kembali bersama keluarganya untuk menetap di Sa’ir, dekat el Khalil (Hebron). Dari keturunan Nabi Yaakub inilah asalnya rumpun bangsa yang dikenali sebagai Bani Israil iaitu bermula dengan 12 suku kaum yang masing-masing diketuai oleh anak-anak Nabi Yaakub.
Nota: Rumpun bangsa Bani Israil itu hanya kekal dikenali dengan nama itu sehingga Nabi terakhir dari kalangan mereka iaitu Nabi Sulaiman (a.s.). Selepas Nabi Sulaiman meninggal dunia, tanah Palestina telah berpecah dua, masing-masing dipimpin oleh dua orang putranya yang tidak berusaha mengekalkan agama Tauhid yang diajarkan oleh Nabi Musa (a.s.) melalui Kitab Taurah yang telah diturunkan Allah kepadanya. Bahkan mereka bertanggungjawab diatas kehancuran (kekalahan) wilayah-wilayah pimpinan mereka oleh musuh-musuh mereka dan akibat juga perbalahan sesama sendiri. Pemimpin-pemimpin agama mereka (rabi-rabi), diantaranya Ezra dan Nehemiah telah berusaha mengolah semula dan menyunting kandungan Kitab Taurah ajaran Nabi Musa. Tujuan mereka berbuat demikian adalah untuk menjadikan diri mereka bertaraf Raja (selepas terhapusnya Raja-Raja yang ada dikalangan mereka sebelum itu) disamping bertujuan untuk mengembalikan semangat baru kebangkitan Bani Israel selepas mereka dilepaskan daripada tahanan dalam buangan selama 70 tahun di Babilonia dan dibenarkan kembali semula ke bumi Kana’an (Palestina). Agama baru yang terpesong itu kemudian dinamakan Agama Yahudi disekitar 530SM dan keturunan Bani Israil itu sendiri turut berubah menjadi bangsa Yahudi, nama yang diambil daripada Yehuda (Judah) iaitu salah satu diantara 12 kaum Bani Israil itu.
Pada tahun 1546SM, Nabi Yaakub dan keluarganya (semuanya 70 orang) terpaksa berhijrah ke Mesir sepertimana kejadian yang dialami oleh Nabi Ibrahim, iaitu setelah mengalami kepayahan hidup dibumi Kana’an disebabkan kemarau dan wabak kebuluran. Pada masa itu, Yusuf, putera ke-11 kepada Nabi Yaakub, telah pun berada diMesir selama 22 tahun, iaitu setelah dianiaya oleh abang-abangnya hingga dia terjual sebagai hamba di Mesir. Walaubagaimana pun, Yusuf telah berjaya dalam kehidupannya di Mesir hingga menjadi pegawai kedua tertinggi dalam kerajaan Raja Hyksos (Dinasti ke-15) yang berkuasa diwilayah muara Sungai Nil pada masa itu. Diatas kebaikan Nabi Yusuf inilah anak-anak Nabi Yaakub dan semua keturunannya (Bani Israil) telah hidup dalam keadaan senang dan aman sentosa. Nabi Yaakub meninggal dunia selepas berada diMesir selama 17 tahun, iaitu ketika berumur 147 tahun. Jenazah Nabi Yaakub telah dibawa ke Hebron, Palestina untuk dikebumikan ditempat perkebumian keluarga Nabi Ibrahim.
Dan inilah babak awal sejarah Bani Israel yang berlanjutan di Mesir sehingga 400 tahun.
= Pohon Nabi
http://rinaldimunir.wordpress.com/2009/02/20/pohon-nabi/
Apa itu pohon nabi? Pohon nabi adalah pohon silsilah para nabi mulai dari Nabi Adam hingga Nabi Muhammad. Dimulai dari akar adalah manusia pertama, yaitu Nabi Adam (1). Dari keturunan Nabi Adam melahirkan Nabi Idris (2), Nabi Nuh (3). Ket: nomor urut di dalam tanda kurung menyatakan urutan nabi
Selanjutnya, dari keturunan Nabi Nuh lahir Nabi Hud (4), Nabi Shalih (5), Nabi Ibrahim (6), dan Nabi Luth (7).
Nabi Ibrahim mempunyai 2 anak yang semuanya menjadi nabi, yaitu Ismail (8) dan Ishaq (9). Keturunan Nabi Ishaq melahirkan banyak nabi, sedangkan dari keturunan Ismail hanya melahirkan satu nabi yaitu Nabi Muhammad (25).
Dari keturunan Nabi Ishaq lahir Nabi Ya’qub (10), Yusuf (11) yang merupakan putera Nabi Ya’qub, Ayub (13), dan Zulkifli (14). Oh ya, jauh dari abad Nabi Ibrahim ada satu nabi lagi yang diutus Tuhan yaitu Nabi Syu’aib (12).
Keturunan nabi Ya’qub selanjutnya melahirkan Nabi Musa (15), Harun (16), Daud (17), dan Yunus (21).
Dari Daud kemudian diteruskan oleh Sulaiman (18). Keturunan Sulaiman melahirkan Nabi Isa (24), Nabi Zakaria (22) dan Nabi Yahya (23).
Keturunan Nabi Harun melahirkan Nabi Ilyas (19), dan Ilyasa’ (20).
Jika diurut, maka susunan Nabi itu adalah:
1. Adam
2. Idris
3. Nuh (Inggris: Noah)
4. Hud
5. Shaleh
6. Ibrahim (Inggris: Abraham)
7. Luth
8. Ismail
9. Ishaq (Inggris: Isaac)
10. Ya’qub (Inggris: Jacob)
11. Yusuf (Inggris: Joseph)
12. Syua’ib
13. Ayub
14. Zulkifli
15. Musa (Inggris: Moses)
16. Harun
17. Daud (Inggris: David)
18. Sulaiman (Inggris: Solomon)
19. Ilyas
20. Ilyasa’
21. Yunus (Inggris: Jones)
22. Zakaria
23. Yahya (Inggris: John)
24. Isa (Inggris: Jesus)
25. Muhammad. (Inggris: Mohammed)
Dari pohon nabi tersebut terlihat bahwa Nabi Ibraham adalah bapak dari semua agama samawi. Keturunan Ibrahim melahirkan 3 nabi pembawa ajaran (agama) tauhid, yaitu Nabi Musa (Yahudi), Nabi Isa (Nasrani), dan Nabi Muhammad (Islam). Jadi, titik temu dari ketiga agama samawi itu ada pada Nabi Ibrahim.
Pohon Nabi
Mahasiswa saya yang sudah jadi alumni, Ali Akbar, membawa oleh-oleh dari Tanah Suci sepulang dari menunaikan ibadah haji. Oleh-olehnya adalah sebuah lukisan dari bambu yang menggambarkan pohon nabi. Seperti ini foto lukisan pohon nabi:Apa itu pohon nabi? Pohon nabi adalah pohon silsilah para nabi mulai dari Nabi Adam hingga Nabi Muhammad. Dimulai dari akar adalah manusia pertama, yaitu Nabi Adam (1). Dari keturunan Nabi Adam melahirkan Nabi Idris (2), Nabi Nuh (3). Ket: nomor urut di dalam tanda kurung menyatakan urutan nabi
Selanjutnya, dari keturunan Nabi Nuh lahir Nabi Hud (4), Nabi Shalih (5), Nabi Ibrahim (6), dan Nabi Luth (7).
Nabi Ibrahim mempunyai 2 anak yang semuanya menjadi nabi, yaitu Ismail (8) dan Ishaq (9). Keturunan Nabi Ishaq melahirkan banyak nabi, sedangkan dari keturunan Ismail hanya melahirkan satu nabi yaitu Nabi Muhammad (25).
Dari keturunan Nabi Ishaq lahir Nabi Ya’qub (10), Yusuf (11) yang merupakan putera Nabi Ya’qub, Ayub (13), dan Zulkifli (14). Oh ya, jauh dari abad Nabi Ibrahim ada satu nabi lagi yang diutus Tuhan yaitu Nabi Syu’aib (12).
Keturunan nabi Ya’qub selanjutnya melahirkan Nabi Musa (15), Harun (16), Daud (17), dan Yunus (21).
Dari Daud kemudian diteruskan oleh Sulaiman (18). Keturunan Sulaiman melahirkan Nabi Isa (24), Nabi Zakaria (22) dan Nabi Yahya (23).
Keturunan Nabi Harun melahirkan Nabi Ilyas (19), dan Ilyasa’ (20).
Jika diurut, maka susunan Nabi itu adalah:
1. Adam
2. Idris
3. Nuh (Inggris: Noah)
4. Hud
5. Shaleh
6. Ibrahim (Inggris: Abraham)
7. Luth
8. Ismail
9. Ishaq (Inggris: Isaac)
10. Ya’qub (Inggris: Jacob)
11. Yusuf (Inggris: Joseph)
12. Syua’ib
13. Ayub
14. Zulkifli
15. Musa (Inggris: Moses)
16. Harun
17. Daud (Inggris: David)
18. Sulaiman (Inggris: Solomon)
19. Ilyas
20. Ilyasa’
21. Yunus (Inggris: Jones)
22. Zakaria
23. Yahya (Inggris: John)
24. Isa (Inggris: Jesus)
25. Muhammad. (Inggris: Mohammed)
Dari pohon nabi tersebut terlihat bahwa Nabi Ibraham adalah bapak dari semua agama samawi. Keturunan Ibrahim melahirkan 3 nabi pembawa ajaran (agama) tauhid, yaitu Nabi Musa (Yahudi), Nabi Isa (Nasrani), dan Nabi Muhammad (Islam). Jadi, titik temu dari ketiga agama samawi itu ada pada Nabi Ibrahim.
Selasa, 04 Februari 2014
= Fastest-Growing Religion Often Misunderstood
By Barr Seitz, of ABCNEWS.com
Aaron Cambel was an American kid who used to hang out with friends cruising the local mall, picking up girls, checking out the latest fashions and getting in trouble. “I was realized if I took the same path, I would have ended up the way they did, wasting my life away,” says Cambel, who lives in Washington. So he converted to Islam. “It was the most simple and direct to understand of the religions I looked into,” says Cambel, who converted four years ago. “It taught about moral character, and ethics and the way people should be treated.”
The American Muslim birthrate is about 4.5 children per couple, versus the 1.9 child per couple national average.
Islam Liberates Black Americans
Cambel, 23, has joined one of the fastest growing religions in the United States. Experts agree Islam is one of the fastest growing religions in America. As many as five million Muslims live in the United States and in the last five years, the number of mosques in this country has increased from 843 to about 1,300. Most of the growth has come from immigration, but much of it is home-grown. For many black Americans, Islam has become the religion of choice and some one million—mostly men—have converted. “It is an American phenomenon, which started in the ghettoes of the north,” says Yvonne Haedad, a professor of history of Islam and of Christian-Muslim Relations at Georgetown University. “It is a response to racism…it is seen as the religion of liberation.” Louis Farrakhan’s Nation of Islam has become the most prominent black Islamic group in the United States. Black men in bow ties and dark suits emphasize the strict discipline of the order, which emphasizes empowerment, a key theme of the Million Man March on Washington in 1995. But Farrakhan’s anti-Semitic remarks—calling Jews “bloodsuckers” who took from the community to build their own—have brought controversy and publicity to the group. “It’s very visible, because Farrakhan is very visible,” says Fahhim Abdulhadi, spokesman for the American Muslim Council. “Muslims in mainstream have lots of problems with Farrakhan.”
Muslims Battle Prejudices
Many mainstream Muslims also have a problem with the tide of misunderstanding in the United States. “We always need to explain so many issues, “ says Hassan Qacwini, Imam of the Islamic Center of America in Detroit. The most common misunderstanding, according to Qacwini, is that Islam fosters violence, a perception reconfirmed whenever extremist groups set off suicide bombs or massacre tourists in the Middle East.
“Islam is a peaceful religion,” says Qacwini. “Some would try to connect terrorism to Islam, which is wrong.” Many Americans looked for a Muslim scapegoat when the Alfred P. Murrah building blew up in 1995. “After the Oklahoma City bombing, people said it was Middle East terrorists,” says Abdulhadi. Several Middle Eastern men were briefly detained, and there were reports of harassment against Muslims, including beatings and a mosque burning. Some Muslims point out that when Timothy McVeigh was arrested, no one accused him of bombing the federal building for religious reasons. “Nobody talks about McVeigh as Christian terrorist,” says Haedad.
Muslim men bow in prayer on Madison Avenue in New York at the start of the United Muslim Day Parade. Experts agree Islam is one of the fastest-growing religions in America. (Emile Wamsteker / AP Photo)
Hostility Breeds Assertion
The role of women is another area of misunderstanding. For example, while some non-Muslims see the veil as a tool of oppression, many Muslim women see it as a reinforcement of their identity in a culture that is hostile to Islam. “It’s empowerment,” says Haedad. “Women say ‘I’m going to wear it and you’d better to put up with it.’” While many Muslims assert their identity in a society they perceive as hostile, most have followed the pattern of practically every other ethnic and religious group in America: blending and assimilating. “Most Muslims, you wouldn’t pick them out,” says Abdulhadi. “They’re just going to work and getting along.”
“Islam is a peaceful religion. Some would try to connect terrorism to Islam, which is wrong.” - Hassan Qacwini, Imam in Detroit
Senin, 03 Februari 2014
= Video of USA (Muslim Population)
http://www.muslimpopulation.com/America/USA/Video.php
Muslims in American History: A Forgotten Legacy. Video Length 50 Min 14 Sec
What do you know about Muslim immigration to America?
When did the earliest Muslims arrive?
When did members of this community first arrive in America?
Dr Jerald Dirk received his Bachelor of Arts (philosophy) from Harvard College in 1971, his Master of Divinity from Harvard Divinity School in 1974, his Master of Arts (clinical child psychology) from the University of Denver in 1976, his Doctor of Psychology (Psy.D.) degree in clinical psychology from the University of Denver in 1978, and his sessions program certificate in Islamic studies from Imam Muhammad ibn Saud Islamic University in 1998.
In 1969, he obtained his License to Preach from the United Methodist Church and was ordained into the Christian ministry (deaconate) by the United Methodist Church in 1972.
He converted to Islam in 1993 and completed the 'Umrah and Hajj in 1999.
His vocational history includes over five years teaching in American colleges and universities and over 20 years spent in the private practice of psychotherapy. In addition, he has taught at the middle school level at two different private Islamic schools and has served as the psychoeducational consultant at one private Islamic school.
Dr. Dirks is the author or co-author of over 60 published articles in the behavioral sciences (primarily in psychosomatic medicine), over 140 published articles on the Arabian horse and its history, and over 220 published articles or formal presentations on Islam, comparative religion, and private Islamic education in America.
He has lectured widely on Islam at American universities (Tabor College, University of Kansas, University of Denver, Oklahoma State University, Missouri State University, Wayne State University, University of Michigan, University of Pittsburgh, University of Alabama at Birmingham, and Georgetown University), in American mosques (in Arizona, California, Colorado, Georgia, Illinois, Kansas, Michigan, New York, Oklahoma, Pennsylvania, Tennessee, Texas, Utah, and Virginia), and at regional and national conventions of the major Islamic organizations (ISNA, ICNA, and MAS).
In addition, he has been interviewed about Islam by newspapers in California, Colorado, Missouri, and Saudi Arabia and by television stations in Kansas, New York, Texas, Utah, Canada, and the United Arab Emirates. He is the author of four books that explore the commonalities and differences among the three Abrahamic religions (Islam, Christianity, and Judaism): The Cross and the Crescent, now in its second printing; Abraham, The Friend of God; Understanding Islam--A Guide for the Judaeo-Christian Reader; and The Abrahamic Faiths--Judaism,Christianity, and Islam.
His fifth book, Muslims in American History--A Forgotten Legacy was published in 2006 and celebrates the centuries-old history of Muslims in America. His sixth book, Letters to My Elders in Islam, was published in 2008. Dr. Dirks has also proofread and/or edited several books for other authors.
A talk by Dr Jerald Dirks
www.dirksonlinebooks.com
Muslims in American History: A Forgotten Legacy. Video Length 50 Min 14 Sec
What do you know about Muslim immigration to America?
When did the earliest Muslims arrive?
When did members of this community first arrive in America?
Dr Jerald Dirk received his Bachelor of Arts (philosophy) from Harvard College in 1971, his Master of Divinity from Harvard Divinity School in 1974, his Master of Arts (clinical child psychology) from the University of Denver in 1976, his Doctor of Psychology (Psy.D.) degree in clinical psychology from the University of Denver in 1978, and his sessions program certificate in Islamic studies from Imam Muhammad ibn Saud Islamic University in 1998.
In 1969, he obtained his License to Preach from the United Methodist Church and was ordained into the Christian ministry (deaconate) by the United Methodist Church in 1972.
He converted to Islam in 1993 and completed the 'Umrah and Hajj in 1999.
His vocational history includes over five years teaching in American colleges and universities and over 20 years spent in the private practice of psychotherapy. In addition, he has taught at the middle school level at two different private Islamic schools and has served as the psychoeducational consultant at one private Islamic school.
Dr. Dirks is the author or co-author of over 60 published articles in the behavioral sciences (primarily in psychosomatic medicine), over 140 published articles on the Arabian horse and its history, and over 220 published articles or formal presentations on Islam, comparative religion, and private Islamic education in America.
He has lectured widely on Islam at American universities (Tabor College, University of Kansas, University of Denver, Oklahoma State University, Missouri State University, Wayne State University, University of Michigan, University of Pittsburgh, University of Alabama at Birmingham, and Georgetown University), in American mosques (in Arizona, California, Colorado, Georgia, Illinois, Kansas, Michigan, New York, Oklahoma, Pennsylvania, Tennessee, Texas, Utah, and Virginia), and at regional and national conventions of the major Islamic organizations (ISNA, ICNA, and MAS).
In addition, he has been interviewed about Islam by newspapers in California, Colorado, Missouri, and Saudi Arabia and by television stations in Kansas, New York, Texas, Utah, Canada, and the United Arab Emirates. He is the author of four books that explore the commonalities and differences among the three Abrahamic religions (Islam, Christianity, and Judaism): The Cross and the Crescent, now in its second printing; Abraham, The Friend of God; Understanding Islam--A Guide for the Judaeo-Christian Reader; and The Abrahamic Faiths--Judaism,Christianity, and Islam.
His fifth book, Muslims in American History--A Forgotten Legacy was published in 2006 and celebrates the centuries-old history of Muslims in America. His sixth book, Letters to My Elders in Islam, was published in 2008. Dr. Dirks has also proofread and/or edited several books for other authors.
A talk by Dr Jerald Dirks
www.dirksonlinebooks.com
= Muslim population
http://www.muslimpopulation.com/index.html
Muslim population has been ever increasing through birth rate as well as high rate of conversions. Islam is fastest growing religion and consequently this religion has become now the largest followers on this planet. At this moment Muslim population stands at 2.08 billion which is far greater than currently estimated 1.6 to 1.7 billion whereas Christian Population is 2.01 billion [religiouspopulation.com]. According to some sources Muslim populations in India, China, Nigeria, Tanzania, Ethiopia and in some other countries are displayed less than the actual population they have. In many parts like Europe[Cambridge University], North America[CNN], Christian's are getting away from their religious belief, On the contrary among the Muslim Population the faith to their religion is ever increasing [CNN]. Consequently the present so called higher no of Christian population as stated in different sources, practically do not have any significance. It is expected that if present rate of increase of Muslim population continues that by 2030 One out of Three person will be Muslim. .
Muslim population has been ever increasing through birth rate as well as high rate of conversions. Islam is fastest growing religion and consequently this religion has become now the largest followers on this planet. At this moment Muslim population stands at 2.08 billion which is far greater than currently estimated 1.6 to 1.7 billion whereas Christian Population is 2.01 billion [religiouspopulation.com]. According to some sources Muslim populations in India, China, Nigeria, Tanzania, Ethiopia and in some other countries are displayed less than the actual population they have. In many parts like Europe[Cambridge University], North America[CNN], Christian's are getting away from their religious belief, On the contrary among the Muslim Population the faith to their religion is ever increasing [CNN]. Consequently the present so called higher no of Christian population as stated in different sources, practically do not have any significance. It is expected that if present rate of increase of Muslim population continues that by 2030 One out of Three person will be Muslim. .
Langganan:
Postingan (Atom)